Bahasa Kafir Dalam Konteks Keindonesiaan Rosi Islamiyati Maraknya paham takfiri baik yang mengguncang media sosial maupun praktek keagamaan secara langsung cukup meresahkan banyak pihak. Padahal ajaran Islam yang dikenal dengan slogan rahmatan lil alamin (rahmat bagi semua) merupakan agama yang fleksibel, mengajarkan kehalusan, kini malah menjadi momok bersama. Banyak kalangan Islam yang kehilangan esensi kehalusannya dengan memandang bahwa orang dengan latar belakang berbeda agama disebut sebagai kafir. Ending- nya, agama Islam yang terkenal dengan kedamaiannya malah menjadi virus yang lebih menyeramkan di tengah masyarakat bahkan sampai terjadi aksi teror yang mengatasnamakan agama. Ironis memang, bahkan para pemuka agama yaitu ustadz-ustadz sebagai penyalur epistemologi keagamaan juga terlibat di dalamnya. Dari problematika di atas, perlu kiranya kita meninjau kembali apakah kata kafir itu pantas diucapkan untuk memanggil ka...